Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 04 April 2014

                                      http://www.wall3.com/wp-content/uploads/2013/11/hd-wallpaper-life-199.jpg                 
( Sumber :  http://www.wall3.com/wp-content/uploads/2013/11/hd-wallpaper-life-199.jpg)

Bismillah

Udah hampir 21 tahun aku hidup di dunia, sepertiga hidup kata asprak itu. Aku merasa harus ada perubahan dalam hidupku, ya namun itu hanya perasaan dan keinginan mulut belaka. Entah mengapa aku sulit sekali berubah, aku masih merasa kanak-kanak, aku masih merasa enak, aku ingin itu ingin ini dibelikan orangtua, sungguh sejujurnya aku merasa enak ga enak. Enak ketika memang lagi ga ada semangat hidup untuk mencari wang sendiri dan ga enak ketika semangat hidup membara di dalam dada. 


Pada tahun ini memang aku mencoba berwirausaha, wirausaha kecil bahkan sangat kecil, ya berjual pulsa, hanya modal Rp100 rb, untungnya sih kecil bahkan ga ada. Tapi jujur aku senang dengan pekerjaan ini, 100 rb biasanya habis paling lama seminggu, namun kadang-kadang dalam waktu 3 hari juga sudah habis. Menurutku berjualan pulsa itu menolong orang karena dengan pulsa orang bisa berkomunikasi dan mencari informasi. Aku berharap pahala dari jualanku tadi, aku berharap pahala menyambungkan silaturahmi dan aku berharap pahala mencari ilmu (karena mencari informasi tadi..). 

Bisnis pulsa mengajariku banyak hal yaitu : 1). Aku menjadi kenal dengan tukang pulsa penyuplai, 2). Aku memiliki dua dompet dan 3). Mengatur keuangan jangan sampai acak-acakan ketika menyimpan dan 4). Mencari wang itu tidak mudah perlu bualan mulut cucuran keringat dan ide cemerlang.

Sebenarnya aku pernah mencoba bisnis kecil-kecil dulu seperti jualan barang bekas, jualan makanan ringan bahkan ada satu bisnis yang ga laku sama sekali yaitu jualan kopi mentah, ya serbuk kopi dalam kemasan kujual. Ok thats no problem. Bagiku semua itu adalah kenangan manis. 

Jujur selepas S1 ini aku ingin segera menghadapi dunia, aku ga mahu fasttrack atau lanjut S2 dulu, aku mahu mencari wang dan kalau sempat cari bini ya aku cari. Aku mahu kerja jadi apa ? Aku pun bingung, namun aku ga boleh bingung, dalam rencana aku ingin berjualan kaos bertemakan lingkungan, lalu kalau aku dapat projek lingkungan aku ikuti, atau kalau ga dapat dapat projek aku akan pergi ke Malaysia atau Brunei untuk jadi guru , apakah itu guru SD SMP atau bahkan ****... Thats no problem, aku suka mengajar. Jujur ada dua pekerjaan yang aku sukai yaitu berwirausaha dan mengajar. Aku ingat pesan dosen kewarganegaraanku bahwa gaji itu urusan nanti, gaji mengikuti profesionalitas kita. Aku yakin pekerjaan yang dikerjakan dengan senang hati maka akan menjadi pekerjaan yang profesional. Jujur aku ga suka kerja di perusahaan atau di suatu bidang yang seperti organisasi, ada atasan, naik jabatan lama lagi, terlebih lagi kalau disuruh cukur jenggot, aku paling ga suka. Kalau jadi guru atau dosen atau sejenisnya sih thats free, mahu menikahi mahasiswi tercantik dan tersolehah sekelas boleh aja, mahu mempromosikan bisnis bisa juga karena guruku pernah bisnis REG Spasi, ya per murid ludes wangnya Rp2000, kalau sehari dapat 2 kelas atau 80 murid maka sehari udah dapat Rp160 rb, kalau sebulan ?  hahaha... bisa aja

Pokoknya aku ga mahu menjadi beban hidup orang tuaku, aku sadar orangtuaku ingin aku lanjut S2 pergi ke Eropa atau Jepun, tapi kalau ke Eropa kan harus ada depsit Rp100 juta, mahal sangat . Aku bilang aku ga mahu, aku lebih memilih ke Saudi Arabia atau ke Brunei atau ke Malaysia. Aku tahu sekolah di 3 negara tadi tak sebagus Eropa dan Jepun, tapi jujur tujuan S2 ku adalah hidup di negara Islam, negara yang kaya, negara bebas ngapain aja asal ga melanggar syariatNya. Di Malaysia kata seorang artis yang udah tobat dan kini pake cadar katanya lebih enak, orang pakai cadar biasa aja ga dipermasalihin, ianya lebih pilih tinggal di KL Malaysia, kalau di Indonesia sama sih ga dipermasalihn, namun suka diledeikin di belakangnya seperti dibilang ninja, dibilang wahabi, dibilang teroris dan sebagainya.... Kata ibuku tinggal di Saudi Arabia itu enak, free, sepi lagi, dan disebut wahabi, tinggal dinegara Wahabi kayaknya enak, karena negara Wahabi ga ada salam-salaman selepas sholat, ga ada solawatan kenceng-kenceng, hemat bahan celana karena pakai celana di atas mata kaki, jenggot panjang dan segar, istri lebih terjaga dan mobil murah karena ga ada pajak. Kalau Brunei, yang jelas Brune negara Islam yang memakai syariat Islam. Aku belum tahu apakah Brunei itu seperti Saudi atau tidak ? Apabila ternyata sama ya sudah tinggal dipilih aja mana yang lebih profitable dan lebih banyak ilmu agamnya dan dimengerti bahasanya itu yang penting. Percuma saja tinggal di Saudi kalau nahwu sorof saja tidak dikuasai satu af'al pun...

Mmm kayaknya sekian 21 st nya, yang jelas setelah saya lulus S1 saya nak berkelana dalam dunia nyata. Allaahua'lam.
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar