Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 14 April 2014




                                http://statik.tempo.co/data/2011/07/13/id_83476/83476_620.jpg 
(Sumber : http://statik.tempo.co/data/2011/07/13/id_83476/83476_620.jpg)

Bismillah

OSPEK,OSMA, MOS atau apa pun namanya yang jelas intinya sama yaitu perkenalan kehidupan kampus. Kegiatan ini sebenarnya bertujuan memperkenalkan tata kehidupan kampus, ekstrakulikuler yang ada di kampus, kedisplinan dan lain sebagainya. Namun pada saat ini nampaknya ospek disalah gunkana menjadi sebuah kegiatan yang cendrung menakutkan dan membuat tidur malam menjadi sebentar.

 Inilah pendapat pribadiku . Apabila ada yang kurang setuju maka janganlah membenciku karena aku masih manusia ciptaanNya, katanya sesama manusia saling mencintai, maka laksanakan prinsip tersebut. Apabila ada yang setuju maka janganlah terlalu bangga denganku karena dikuatirkan aku akan ditunjuk menjadi pembicara dalam perdebatan mengeani boleh tidaknya pelaksanaan ospek di kampus oleh orang-orang yang setuju dengan pendapatku. Kita bersikap netral bukan proton juga bukan elektron. 

Setiap kegiatan yang dibuat oleh manusia selain nabi dan rasul  tentu ada positif dan negatif nya termasuk juga ospek, manusia yang cerdas adalah manusia yang mampu memilah dan memilih mana yang lebih banyak negatifnya ketimbang positifnya dan juga sebaliknya. Menurutku ospek memiliki unsur positif seperti : 1). Memberikan informasi mengenai peraturan kampus, 2). Mendorong untuk disiplin, 3). Mengajarkan mengelola waktu, 4). Mengajarkan mengenal sosok orang, dan 5). Membuat satu sama lain saling mengenal. Namun ospek juga memiliki unsur negatif seperti : 1). Menakut-nakuti dan menyulitkan orang karena prinsip senioritas, 2). Mengeluarkan biaya yang relatif banyak, 3). Menghabiskan waktu yang cukup banyak, 4). Menomorduakan kuliah, 5). Menganggap samping kawan yang gak berkecimpung dalam ospek, 6). Telat makan dan sedikit tidur, 7). Mengantuk saat kuliah, dan 8). Lebih menghormati senior ketimbang dosen. Ok point ke 7 dan 8 saya plagiar dari komen salah seorang dosen  terhadap kegiatan ospek. 

Menurut saya pribadi ospek lebih banyak negatifnya ketimbang positifnya. Silakan lihat pada paragraf sebelumnya mengenai 8 point negatif ospek. Kita bahas dari point pertama sampai point ke delapan. 

Point pertama yaitu menakut-nakuti dan menyulitkan orang. Ospek cendrung menakut nakuti dengan cara membentak, mengancam dan bahkan sampai ada yang main fisik. Ok apa bedanya anak TK dengan anak kuliahan apabila tetap ada main fisik. Perlukah anak kuliah yang berusia 19 tahun dipukul ? ditendang dan digampar ? Apakah itu menunjukkan sifat kedewasaan ?. Menampar satu orang korbannya satu angkatan atau minimal satu kelompok. Apabila terdengar suara tamparan maka semua hati akan takut, seolah-olah hidup di neraka, padahal masih di dunia. Selanjutnya menyulitkan kehidupan orang, ya kehidupan orang sulit karena ketika ospek hampir setiap waktu ada tekanan dan tekanan, setiap pendapat adalah salah. Ok kalau begitu apa bedanya kita dengan anak Playgroup yang belum bisa ngomong? . Selanjutnya menyulitkan juga dalam penugasan. Ketika ospek tugasnya harus ini itu dan sebagainya. Ada kesalahan kecil harus mengulang dan perlu waktu lama, bayangkan banyak waktu yang dibuang hanya untuk membetulkan sebuah perkara kecil. Tugas harus dikerjakan ibarat memasang pipa air yaitu harus koordinasi sana sini, harus kumpul di suatu tempat dan berkawan dengan angin. Icadeh…. Lalu setelah tugas selesai tetap saja tugas dianggap salah, kurang atau bahkan ga ada apa-apanya, icadeh….

Point kedua mengeluarkan biaya relatif banyak. Ok apabila ospek dibiayai, boro-boro dibiayai, peserta yang ikut ditarik biaya. Belum lagi nanti biaya jarkom, biaya bensin atau kendaraan umum, biaya beli alat ini itu dan sebagainya. Sehingga musabab itu seolah peserta ospek adalah warga Afrika yang sulit makan gara-gara wangnya habis  karena biaya yang dikeluarkan tadi. Setiap kampus memang berbeda biayanya, namun alangkah indahnya apabila ospek berbiaya 0 rupiah alias semua fasilitas disediakan.

Point ketiga menghabiskan waktu yang cukup banyak. Ok biasanya ospek memotong waktu libur terutama waktu sabtu minggu. Waktu yang seharusnya bersantai dengan keluarga dan berwisata entah kemana dihabiskan untuk ospek. Selain waktu sabtu minggu ospek juga memotong waktu jeda kuliah, waktu selepas kuliah bahkan waktu tidur atau bahkan gak tidur sampai pagi hari dan terus begitu. 

Point keempat menomorduakan kuliah. Ok mungkin bagi sebagain mahasiswa yang jenius that’s ok dan akan berkata, “ gak kok…”. But bagi saya ospek menomorduakan kuliah karena yang saya amati di lapang mahasiswa mengerjakan tugas ospek ketika jam kuliah dan apa yang ada dipikiran mahasiswa hanya ospek, ospek dan ospek. Tugas ospek dan tugas kuliah seolah lebih penting tugas ospek. Sehinga ketika mengerjakan tugas ospek bener-bener dikerjakan namun untuk tugas kuliah tinggal buka internet, copas rapikan dan jadi deh, tugas ospek buka internet, atut ah , atut dimarahi senior karena memplagiar isi. Tugas ospek harus dikerjakan bareng-bareng, menunggu teman yang banyak alasan dan buang-buang masa, itu bukan tipe pebisnis dan bukan tipe orang Mekkah yang jadi dosen dan imam masjid. 

Point kelima menganggap samping kawan yang gak berkecimpung dalam ospek. Kawan yang gak ikut ospek seolah seperti apa gitu. Senior senior menampak anak yang gak ikut ospek kayaknya seperti musuh besar. Anggapan 45 derajat pun dihaturkan, ada yang beranggap tak setiakawan, tak solid dan sebagainya. Ok menurutku kawan yang gak berkecimpung dalam ospek adalah orang yang lebih dewasa karena dia berani memilih dan mungkin dia menggagap ospek itu sedikit manfaatnya, so untuk apa dimusuhi kawan yang seperti itu.

Point keenam telat makan dan sedikit tidur. Saya gak merasakan ini tapi mungkin ada bahkan pasti ada kawan-kawan yang merasakan ini. Makan telat, emang sih ga ada salahnya makan telat tapi makan telat itu membuat kita nyesel ga dapat makanan yang enak, contohnya saja suatu restaurant jam 10.00 am menyediakan punggung ayam crispiy, eh ternyata jam segitu masih ada kumpul ospek jadilah makan pukul 11.00 am, pas ditanya keberadaan punggung ayam crispiy eh ternyata udah habis, bagaimana rasanya ? nyesek ? atau bahkan emosi atau bahkan berkata seolah orang bijak, “ memang harus berkorban…”. Selanjutnya selain telat makan yaitu sedikit tidur. Ok peserta ospek biasanya tidur berapa  jam sih ? Kalau saya sih dulu normal aja, pernah sih telat tidur, tapi that’s ok karena ketika itu telat pulang disebabkan saya harus menari tugas sampai jam 10 malam. Sedikit tidur memang ga enak rasanya, bangun tidur pilek, pusing, pala linglung dan rasanya gemeter badan dan banyak keringat serta pikiran kacau. Sedikit tidur juga membuat kita menjadi emosian dan sering marah serta membuat wajah kita semakin nampak tua. Terbukti saya pernah berjumpa seorang yang tidurnya sedikit saya pijat sedikit langsung ngamuk, entah mengapa seperti itu, mungkin karena saya nyebelin atau karena saya setengah gila atau karena saya gak berkecimpung bantu-bantu dalam kegiatan ospek ? I don’t know. 

Point ketujuh dan kedelapan yaitu ngantuk saat kuliah dan lebih menghormati senior ketimbang dosen. Ok point ini saya agak kaku menjelaskannya karena ini bukan pendapat saya tapi pendapat salah seorang dosen. Ngantuk ya jelas karena tidurnya sedikit, lebih menghormati senior ketimbang dosen, saya bingung maksdunya apa, mungkin gini kali ya maksudnya itu lebih menghargai pendapat senior ketimbang dosen. Ok semisal  aturan kampus yang telah ditetapkan oleh dosen, rektor dans ebagainya gak boleh ada acara lebih dari jam sekian, namun senior malah membuat acara lebih dari jam yang telah ditentukan dan peserta ospek lebih nurut acara yang dibuat senior tsb ketimbang aturan yang dibuat kampus, ok mungkin begitu. 

Ok menurut saya ospek itu tidak membuat kita lebih dewasa berpikir karena kita diperlakukan ibarat anak kecil yang harus diatur-atur. Kita harus begini begitu, menyampaikan pendapat ini salah pendapat itu salah seolah kita anak Playgroup.. sakali ceunah… dan ospek gak membuat kita berpikir menjadi kepala keluarga, mencari dan membuat lapang kerja dan lain sebagainya yang menghadang pada kehidupan dunia nyata. Ospek , ya seperti itu lagi seperti itu lagi, ujung-ujungnya minta duit orangtua. Apabila ospek diajarkan berbisnis, diajarkan bekerja sih ok saja saya setuju sangat, tapi apabila ospek diajarkan hal yang sama dengan anak TK ketika olahraga dan ketika bermain apa bedanya kalau begitu , apa kedewasaan yang didapat ?

Menurutku untuk mencapai kedewasaan adalah langsung menghadapi dunia nyata. Caranya gimana ? Gampang bisa dengan berwirausaha, bisa dengan ikut-ikut kegiatan sosial walaupun saya pribadi gak pernah ikut kegiatan sosial kampus, saya ikut kegiatan sosial di masjid komplek saja seperti mematikan lampu kamar mandi, membantu membuka pintu masjid, dsb yang simple2 saja, lalu bisa dengan berinteraksi dengan masyarakat seperti berinteraksi dengan marbot masjid, berinteraksi dengan dosen , berinteraksi dengan penellti dan sebagainya supaya kita lebih tahu akan dunia kerja dan kehidupan yang nyata. 

Oya satu lagi ospek biasanya mengandung unsur pemaksaan, padahal umur seusia anak kuliahan apalagi yang ketika tingkat dua sudah mencapai umur 20 seharusnya sudah bisa memilih, free dan bukan dipaksa-paksa seperti anak TK.

Sekian saja, mohon maaf apabila ada salah salah kata dan penempatan paragraf. Intinya inti atom tetap neutron disampingnya ada proton dan di sekelilingnya ada elektron yang terus berputar mengalir dan bergulir.

Allahua’alm bis shawab.

Categories:

0 komentar:

Posting Komentar