(Sumber : http://statik.tempo.co/data/2011/07/13/id_83476/83476_620.jpg)
Bismillah
OSPEK,OSMA, MOS atau
apa pun namanya yang jelas intinya sama yaitu perkenalan kehidupan kampus.
Kegiatan ini sebenarnya bertujuan memperkenalkan tata kehidupan kampus,
ekstrakulikuler yang ada di kampus, kedisplinan dan lain sebagainya. Namun pada
saat ini nampaknya ospek disalah gunkana menjadi sebuah kegiatan yang cendrung
menakutkan dan membuat tidur malam menjadi sebentar.
Inilah pendapat
pribadiku . Apabila ada yang kurang setuju maka janganlah membenciku karena aku
masih manusia ciptaanNya, katanya sesama manusia saling mencintai, maka
laksanakan prinsip tersebut. Apabila ada yang setuju maka janganlah terlalu
bangga denganku karena dikuatirkan aku akan ditunjuk menjadi pembicara dalam
perdebatan mengeani boleh tidaknya pelaksanaan ospek di kampus oleh orang-orang
yang setuju dengan pendapatku. Kita bersikap netral bukan proton juga bukan
elektron.
Setiap kegiatan yang
dibuat oleh manusia selain nabi dan rasul tentu ada positif dan negatif nya termasuk
juga ospek, manusia yang cerdas adalah manusia yang mampu memilah dan memilih
mana yang lebih banyak negatifnya ketimbang positifnya dan juga sebaliknya. Menurutku
ospek memiliki unsur positif seperti : 1). Memberikan informasi mengenai peraturan
kampus, 2). Mendorong untuk disiplin, 3). Mengajarkan mengelola waktu, 4).
Mengajarkan mengenal sosok orang, dan 5). Membuat satu sama lain saling
mengenal. Namun ospek juga memiliki unsur negatif seperti : 1). Menakut-nakuti
dan menyulitkan orang karena prinsip senioritas, 2). Mengeluarkan biaya yang
relatif banyak, 3). Menghabiskan waktu yang cukup banyak, 4). Menomorduakan
kuliah, 5). Menganggap samping kawan yang gak berkecimpung dalam ospek, 6).
Telat makan dan sedikit tidur, 7). Mengantuk saat kuliah, dan 8). Lebih
menghormati senior ketimbang dosen. Ok point ke 7 dan 8 saya plagiar dari komen
salah seorang dosen terhadap kegiatan
ospek.
Menurut saya pribadi
ospek lebih banyak negatifnya ketimbang positifnya. Silakan lihat pada paragraf
sebelumnya mengenai 8 point negatif ospek. Kita bahas dari point pertama sampai
point ke delapan.
Point pertama yaitu menakut-nakuti dan menyulitkan orang.
Ospek cendrung menakut nakuti dengan cara membentak, mengancam dan bahkan
sampai ada yang main fisik. Ok apa bedanya anak TK dengan anak kuliahan apabila
tetap ada main fisik. Perlukah anak kuliah yang berusia 19 tahun dipukul ?
ditendang dan digampar ? Apakah itu menunjukkan sifat kedewasaan ?. Menampar
satu orang korbannya satu angkatan atau minimal satu kelompok. Apabila
terdengar suara tamparan maka semua hati akan takut, seolah-olah hidup di neraka,
padahal masih di dunia. Selanjutnya menyulitkan kehidupan orang, ya kehidupan
orang sulit karena ketika ospek hampir setiap waktu ada tekanan dan tekanan,
setiap pendapat adalah salah. Ok kalau begitu apa bedanya kita dengan anak Playgroup
yang belum bisa ngomong? . Selanjutnya menyulitkan juga dalam penugasan. Ketika
ospek tugasnya harus ini itu dan sebagainya. Ada kesalahan kecil harus mengulang
dan perlu waktu lama, bayangkan banyak waktu yang dibuang hanya untuk
membetulkan sebuah perkara kecil. Tugas harus dikerjakan ibarat memasang pipa
air yaitu harus koordinasi sana sini, harus kumpul di suatu tempat dan berkawan
dengan angin. Icadeh…. Lalu setelah tugas selesai tetap saja tugas dianggap
salah, kurang atau bahkan ga ada apa-apanya, icadeh….
Point kedua mengeluarkan biaya relatif banyak. Ok
apabila ospek dibiayai, boro-boro dibiayai, peserta yang ikut ditarik biaya.
Belum lagi nanti biaya jarkom, biaya bensin atau kendaraan umum, biaya beli
alat ini itu dan sebagainya. Sehingga musabab itu seolah peserta ospek adalah
warga Afrika yang sulit makan gara-gara wangnya habis karena biaya yang dikeluarkan tadi. Setiap
kampus memang berbeda biayanya, namun alangkah indahnya apabila ospek berbiaya
0 rupiah alias semua fasilitas disediakan.
Point ketiga menghabiskan waktu yang cukup banyak.
Ok biasanya ospek memotong waktu libur terutama waktu sabtu minggu. Waktu yang
seharusnya bersantai dengan keluarga dan berwisata entah kemana dihabiskan
untuk ospek. Selain waktu sabtu minggu ospek juga memotong waktu jeda kuliah,
waktu selepas kuliah bahkan waktu tidur atau bahkan gak tidur sampai pagi hari
dan terus begitu.
Point keempat menomorduakan kuliah. Ok mungkin bagi
sebagain mahasiswa yang jenius that’s ok dan akan berkata, “ gak kok…”. But
bagi saya ospek menomorduakan kuliah karena yang saya amati di lapang mahasiswa
mengerjakan tugas ospek ketika jam kuliah dan apa yang ada dipikiran mahasiswa
hanya ospek, ospek dan ospek. Tugas ospek dan tugas kuliah seolah lebih penting
tugas ospek. Sehinga ketika mengerjakan tugas ospek bener-bener dikerjakan
namun untuk tugas kuliah tinggal buka internet, copas rapikan dan jadi deh,
tugas ospek buka internet, atut ah , atut dimarahi senior karena memplagiar
isi. Tugas ospek harus dikerjakan bareng-bareng, menunggu teman yang banyak
alasan dan buang-buang masa, itu bukan tipe pebisnis dan bukan tipe orang
Mekkah yang jadi dosen dan imam masjid.
Point kelima menganggap samping kawan yang gak
berkecimpung dalam ospek. Kawan yang gak ikut ospek seolah seperti apa
gitu. Senior senior menampak anak yang gak ikut ospek kayaknya seperti musuh
besar. Anggapan 45 derajat pun dihaturkan, ada yang beranggap tak setiakawan,
tak solid dan sebagainya. Ok menurutku kawan yang gak berkecimpung dalam ospek
adalah orang yang lebih dewasa karena dia berani memilih dan mungkin dia
menggagap ospek itu sedikit manfaatnya, so untuk apa dimusuhi kawan yang
seperti itu.
Point keenam telat makan dan sedikit tidur. Saya gak
merasakan ini tapi mungkin ada bahkan pasti ada kawan-kawan yang merasakan ini.
Makan telat, emang sih ga ada salahnya makan telat tapi makan telat itu membuat
kita nyesel ga dapat makanan yang enak, contohnya saja suatu restaurant jam
10.00 am menyediakan punggung ayam crispiy, eh ternyata jam segitu masih ada
kumpul ospek jadilah makan pukul 11.00 am, pas ditanya keberadaan punggung ayam
crispiy eh ternyata udah habis, bagaimana rasanya ? nyesek ? atau bahkan emosi
atau bahkan berkata seolah orang bijak, “ memang harus berkorban…”. Selanjutnya
selain telat makan yaitu sedikit tidur. Ok peserta ospek biasanya tidur
berapa jam sih ? Kalau saya sih dulu
normal aja, pernah sih telat tidur, tapi that’s ok karena ketika itu telat
pulang disebabkan saya harus menari tugas sampai jam 10 malam. Sedikit tidur
memang ga enak rasanya, bangun tidur pilek, pusing, pala linglung dan rasanya
gemeter badan dan banyak keringat serta pikiran kacau. Sedikit tidur juga
membuat kita menjadi emosian dan sering marah serta membuat wajah kita semakin
nampak tua. Terbukti saya pernah berjumpa seorang yang tidurnya sedikit saya pijat
sedikit langsung ngamuk, entah mengapa seperti itu, mungkin karena saya
nyebelin atau karena saya setengah gila atau karena saya gak berkecimpung bantu-bantu
dalam kegiatan ospek ? I don’t know.
Point ketujuh dan
kedelapan yaitu ngantuk saat kuliah dan
lebih menghormati senior ketimbang dosen. Ok point ini saya agak kaku
menjelaskannya karena ini bukan pendapat saya tapi pendapat salah seorang
dosen. Ngantuk ya jelas karena tidurnya sedikit, lebih menghormati senior
ketimbang dosen, saya bingung maksdunya apa, mungkin gini kali ya maksudnya itu
lebih menghargai pendapat senior ketimbang dosen. Ok semisal aturan kampus yang telah ditetapkan oleh
dosen, rektor dans ebagainya gak boleh ada acara lebih dari jam sekian, namun senior
malah membuat acara lebih dari jam yang telah ditentukan dan peserta ospek
lebih nurut acara yang dibuat senior tsb ketimbang aturan yang dibuat kampus,
ok mungkin begitu.
Ok menurut saya ospek
itu tidak membuat kita lebih dewasa berpikir karena kita diperlakukan ibarat
anak kecil yang harus diatur-atur. Kita harus begini begitu, menyampaikan
pendapat ini salah pendapat itu salah seolah kita anak Playgroup.. sakali
ceunah… dan ospek gak membuat kita berpikir menjadi kepala keluarga, mencari
dan membuat lapang kerja dan lain sebagainya yang menghadang pada kehidupan
dunia nyata. Ospek , ya seperti itu lagi seperti itu lagi, ujung-ujungnya minta
duit orangtua. Apabila ospek diajarkan berbisnis, diajarkan bekerja sih ok saja
saya setuju sangat, tapi apabila ospek diajarkan hal yang sama dengan anak TK
ketika olahraga dan ketika bermain apa bedanya kalau begitu , apa kedewasaan
yang didapat ?
Menurutku untuk
mencapai kedewasaan adalah langsung menghadapi dunia nyata. Caranya gimana ?
Gampang bisa dengan berwirausaha, bisa dengan ikut-ikut kegiatan sosial
walaupun saya pribadi gak pernah ikut kegiatan sosial kampus, saya ikut
kegiatan sosial di masjid komplek saja seperti mematikan lampu kamar mandi,
membantu membuka pintu masjid, dsb yang simple2 saja, lalu bisa dengan
berinteraksi dengan masyarakat seperti berinteraksi dengan marbot masjid,
berinteraksi dengan dosen , berinteraksi dengan penellti dan sebagainya supaya
kita lebih tahu akan dunia kerja dan kehidupan yang nyata.
Oya satu lagi ospek
biasanya mengandung unsur pemaksaan, padahal umur seusia anak kuliahan apalagi
yang ketika tingkat dua sudah mencapai umur 20 seharusnya sudah bisa memilih,
free dan bukan dipaksa-paksa seperti anak TK.
Sekian saja, mohon maaf
apabila ada salah salah kata dan penempatan paragraf. Intinya inti atom tetap
neutron disampingnya ada proton dan di sekelilingnya ada elektron yang terus
berputar mengalir dan bergulir.
Allahua’alm bis shawab.
0 komentar:
Posting Komentar