(Sumber gambar : http://fc07.deviantart.net/fs26/i/2008/041/7/9/Old_book_cover1a_by_GeneralVyse.jpg)
Bab
I. Pendahuluan
1). Ekologi berasal dari
kata oikos dan logos. Oikos artinya rumah atau tempat tinggal dan logos adalah ilmu.
Secara istilah ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dan sesamanya serta dengan
lingkungannya.
2). Ekologi hutan mengkaji
mengenai hubungan timbale balik pada makhluk hidup yang tinggal di hutan dan
bagaimana hubungannya dengan lingkungannya. Ekologi hutan merupakan ilmu Intergratif ( Penghubung) yang
menghubungkan antara ilmu dasar dengan ilmu terapan.Dalam kajian ilmu kehutanan
contoh ilmu dasar adalah dendrology,
ilmu tanah, geografi tumbuhan, klimatologi , dsb lalu ilmu terapan
contohnya Silvikultur, Pemanenan Hutan, Perencanaan Hutan, Pengelolaan Hutan,
dsb.
3). Kajian Ekologi Hutan
dibagi menjadi dua yaitu Autekologi dan
Sinekologi. Autekologi
mempelajari pengaruh satu faktor lingkungan terhadap satu atau
lebih organism. Contohnya pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan
Jati. Sementara itu Sinekologi mempelajari Ekosistem itu sendiri dan lebih
kompleks dari Autekologi. Contohnya pengaruh keadaan iklim terhadap perbedaan komposisi dan struktur ekosistem
hutan.
Bab
II dan III. Ekosistem
1). Ekosistem
(Biogeocoenosis) merupakan hubungan timbale balik antara komponen
biotic (biocoenosis) dan abiotik (geocoenosis) guna mempertukarkan zat di
dalamnya.Komponen biotic contohnya hewan, manusia, tumbuhan dan abiotik
contohnya cahaya matahari, udara, kelembapan, dsb.
2).Dari segi trofik yang dilihat dari cara pembuatan makanannya ekosistem
terdiri dari dua komponen yaitu autotrofik dan heterotrofik. Autotrofik yang mampu membuat makanan sendiri
sehingga menjadi produsen dan heterotrofik
yang tidak mampu membuat makanan
sendiri sehingga membutuhkan organism autotrofik yang disebut sebagai konsumen.
Organisme Hetrotrofik dibagi menjadi dua yaitu “biophage” yang mengonsumsi
organism lainnya dan “saprophage” yang mengurai
bahan-bahan organic yang telah mati.
3).Dari segi penyusunnya maka ekosistem terdiri dari
komponen abiotik, produsen, konsumen dan
pengurai. Konsumen dapat dibedakan menjadi Konsumen I yang berupah hewan-hewan herbivore, konsumen II berupa hewan
karnivora dan omnivore, konsumen III
merupakan top consumer yang merupakan hewan karnivora serta omnivore dan
yang terakhir adalah parasit, scravenger
dan saprobe.
4).Untuk tujuan deskriptif ekosistem terdiri
dari bahan-bahan dan senyawa organic,
iklim, produen,konsemen makro
phagothroph yang memakan organism lain dan konsumen sapotroph dan osmotroph yang bersifat mengurai bahan-bahan
organic sehingga bermanfaat untuk produsen.
5).Mengapa ekosistem hutan
berbeda-beda ? Hal itu disebabkan oleh faktor
kilmatis (iklim) dan edafis (tanah) serta faktor perbedaan geografis seperti
perbedaan ketinggian tempat.
6).Secara umum ekosistem
dibagi menjadi dua yaitu ekosistem
terrestrial (darat) dan perairan (aquatic). Sementara itu berdasarkan pembentukannya dibagi menjadi dua yaitu ekosistem alami dan buatan.
7).Ekosistem memiliki
operasi kerja yaitu radiasi-fotosintesis
(bahan anorganik-organik)-konsumen(memanfaatkan bahan organic)- pengurai (bahan
organic-bahan anorganik).
8).Dalam ekologi terdapat
istilah ekologi niche. Niche
merupakan peran makhluk hidup dalam suatu habitat, ekologi niche merupakan peranan semua unsure-unsur dalam ekosistem
baik unsure biotic maupun abiotik.
9).Dalam ekosistem terdapat
rantai pangan yang terdiri atas : 1).Rantai
pemangsa (hewan kecil ke hewan terbesar), 2).Rantai parasit (organism besar ke organism kecil),3).Rantai Saprofit / Detritifor
(organism mati ke mikrorganisme).
10).Pada ekosistem terdapat tingkat trofik. Untuk memudahkan
mengukur tingkat trofik maka gunakan rumus (n+1),
maksudnya apabila suatu organism konsumen I maka dia tingkat trofik 2, kalau
kinsmen tingkat III maka dia tingkat trofik 4, kalau produsen maka tingkat
trofik I.
11). Dalam penyimpanan
energy dikenal produktivitas primer atau kecepatan penyimpanan energy oleh
organism. Produktivitas primer satuannya yaitu : Ton/ha/th (dry weight) atau Kal/ha/th (Ash free dry weight).
12).Produktivitas primer
dibagi menjadi dua yaitu produktivitas primer kotor dan bersih. PP
kotor (Asmilasi total) intinya adalah kecepatan total fotosintesis
sedangkan PP bersih (Asimilasi bersih)
intinya adalah kecepatan penyimpanan
bahan-bahan organic untuk respirasi.PP Kotor terkecil adalah di laut terbuka dan terbesar adalah di Estuari
& Reefs, sedangkan PP bersih
terbesar adalah di hutan Subtropik
dan tropic dan yang terkecil
adalah di Gurun dan Tundra.
13). Dalam ekosistem
terdapat siklus biogeokimia dan siklus
hara. Siklus biogeokimia
menyangkut unsur-unsur kimia penting
yang mengalami siklus sedangkan siklus
hara berkaitan dengan siklus unsur dan senyawa-senyawa anorganik penting penunjang kehidupan.Siklus biogeokimia dibagi menjadi dua yaitu tipe gas (siklus karbon dan
nitrogen) dan tipe sedimen (fosfor).Baik
siklus biogeokimia ataupun siklus hara terdapat dua pool yaitu Reservoir pool (besar,lambat bergerak)
dan Exchange pool (kecil,
cepat).
Bab
IV. Hutan Sebagai Komunitas Tumbuhan
1). Komunitas merupakan
interaksi antara populasi dengan populasi, sehingga pada bab ini akan dibahas
mengenai interaksi antara populasi tumbuhan dari berbagai jenis di hutan.
2). Interaksi komunitas
tumbuhan terdiri dari netralisme
(tak ada yang untung tak ada yang rugi), persaingan
(antara dua individu yang berbeda atau sama untuk mendapatkan kebutuhan hidup),
amensalisme (pengaruh merugikan dari
satu tumbuhan kepada tumbuhan lain atau allelopathy) , kommensalisme (individu satu untung dan yang lain tidak rugikan),parasitisme (individu satu untung dan
yang lain dirugikan), protokooperasi
(awal evolusi sebelum mutualisme), dan mutualisme
(saling menguntungkan).
3). Persaingan termasuk juga allelopathy
pada komunitas tumbuhan menyebabkan adanya Stratifikasi.Stratifikasi
ini terdiri dari 3 stratum yaitu stratum A, B, dan C. Stratum A merupakan lapisan teratas dengan tinggi pohon lebih dari 30 m, memiliki tajuk yang tak beraturan,batang bersih
dari cabang (clear bale tinggi) dan
bersifat semi toleran. Stratum B memiliki tinggi pohon 20-30 m, tajuk beraturan, batang banyak cabang sehingga clear bale tak terlalu tinggi dan toleran. Stratum C memiliki tinggi pohon 4-20m, tajuk beraturan, pohon rendah kecil cabang banyak, dan toleran.
Bab
V. Hubungan Masyarakat Tumbuhan dengan Lingkunganya
1). Lingkungan merupakan
system yang kompleks, berbagai factor berpengaruh timbale balik. Pada
lingkungan terdapat toleransi makhluk hidup dengan lingkungannya yaitu “ 1). Steno (toleransi sempit) dan 2). Eury
(toleransi luas). Toleransi sempit misalnya suatu organism hanya bisa hidup
pada suhu 10-15 derajat, toleransi luas misalnya suatu organism bisa hidup hampir
di setiap tipe habitat seprti burung walet Linchi.
2). Pada lingkungan terdapat
dua factor yaitu factor abiotik dan
biotik.
3). Faktor abiotik terdiri dari : 1).
Iklim. Iklim terbagi menjadi dua yaitu iklim
mikro (iklim untuk ruang terbatas) dan iklim
makro (iklim untuk ruang yang lebih luas). Iklim menurut Schimdt-Fergusson dihitung berdasar
pembagian jumlah bulan kering (curah hujan kurang dari 60 mm ) dengan jumlah
bulan basa ( curah hujan lebih dari 100 mm), 2). Letak geografis (Letak geografis,topografi, geografi dan
vulkanisme), dan 3). Edafis (Jenis
tanah, sifat fisik tanah,sifat kimia (pH, mineral, dsb), sifat-sifat biotis dan
erosifitas serta erodibilitas).
4). Faktor biotic terdiri
dari manusia, hewan dan tumbuhan.
5). Berdasarkan hubungan
tumbuhan dengan kecepatan transpirasi
maka tumbuhan dibagi menjadi tiga yaitu :
1). Tumbuhan yang penguapannya kuat ( 2000 mm/th ), contohnya semak belukar
atau belukar, 2). Tumbuhan yang
penguapannya sedang (1000-2000 mm/th), contohnya hutan hujan dataran
rendah, dan 3). Tumbuhan yang
penguapannya lemah ( < 1000 mm/th) , contohnya hutan pegunungan.
6). Berdasrkan adaptasi tumbuhan dengan cahaya maka
tumbuhan dibagi menjadi dua yaitu tumbuhan toleran
( Scyophyt) yang merupakan tumbuhan yang tahan hidup di bawah naungan,
contohnya Altingia excelsa, Swetinia mahagoni, dan tumbuhan intolerant (Helyophyt) yang membutuhkan
banyak cahaya matahari contohnya Acacia mangium,Pinus merkusii, dsb.
7). Berdasarkan reaksi
tumbuhan dengan panjang hari maka tumbuhan dibagi menjadi tiga yaitu : 1).Tumbuhan berhari pendek yang berbunga
< 12 jam per hari, contohnya ubijalar, arbei, aster. 2). Tumbuhan berhari panjang yang berbunga
> 12 jam per hari , contohnya lobak, kentang. 3).Tumbuhan netral yang tidak dipengaruhi panjang hari, contohnya
kapas, nanas, tomat,
8).Berdasarkan jenis tanah sebagai
media tanah maka tumbuhan dibagi menjadi 4 yaitu : 1). Oxylophytes (tanah asam),
2).Halopythes ( tanah basa),
3).Psammophytes ( tanah pasir), dan
4). Lithophytes ( tanah bebatuan).
9).Berdasarkan kebutuhan
terhadap air maka tumbuhan dibagi menjadi 3 yaitu : 1).Hydrophytes (air),
2).Xerophytes ( tempat kering), 3).
Mesophytes (tempat lembab).
Bab
VI. Dinamika (Suksesi) Masyarakat Tumbuhan.
1). Suksesi merupakan perubahan yang terus menerus yang
ditandai oleh perubahan vegetasi, iklim, dan tanah. Suksesi masyarakat tumbuhan
dibagi menjadi dua yaitu suksesi primer (Prisere)
yang merupakan perkembangan habitat dari tidak bervegtasi menjadi ada vegetasi
dan suksesi sekunder (Subsere) yang
merupakan suksesi yang disebabkan karena suksesi normal terganggu atau suksesi
yang disebabkan oleh adanya gangguan.
2). Tipe-tipe suksesi yaitu
: 1).Hidrosere ( suksesi di habitat
basah), 2).Halosere (habitat asin), 3).Xerosere (habitat kering), 4).Psammosere ( habitat pasir),5). Lithosere (permukaan batuan).
3). Tahap-tahap suksesi
yaitu : 1).Nudasi(terbukanya
penutup tanah), 2).Migrasi (sampainya biji pada habitat terbuka tersebut),3).Ecesis( proses
perkecambahan, pertumbuhan dan menetapnya tumbuhan baru),4).Agregasi(
tersebar dan berkelompoknya tumbuhan),5).Evolusi ( terbentuknya koloni,
asosiasi dan interaksi tumbuhan),6).Invasi(
biji yang dihasilkan bersifat adaptif dan agresif),7).Reaksi (terjadinya
perubahan habitat melalui perubahan iklim mikro),8).Stabilitas : (terbentuknya jenis dominan).9). Klimaks (jenis
dominan mempunyai keseimbangan denganlingkungan,habitatrelatifkonstan)
Bab
VII. Klasifikasi Vegetasi Hutan
1). Perbedaan vegetasi hutan
di daerah tropic disebabkan oleh :
1).Perbedaan iklim, 2). Struktur Hutan, 3). Habitat, dan 4).Suksesi.
2).Klasifikasi hutan di
Indonesia kebanyakan menggunakan klasifikasi Van Steeins yang dilihat
berdasarkan system klasifikasi alami yaitu melihat perbedaan dari segi iklim (basah dan bermusim), edafis , dan
altitudinal.
3). Formasi hutan menurut
Van Steins dibagi menjadi dua yaitu berdasar iklim basah dan iklim bermusim. Pada iklim basah yang dipengaruhi oleh pasangsurut air laut adalah hutan
mangrove dan yang ada di air tawar adalah hutan rawa (eutrofik), hutan gambut
(oligotropik), dan oragnisme rheofit. Pada iklim bermusim pada elevasi
< 1000 m disebut hutan monsoon
dan elevasi > 1000 m disebut hutan
pegunungan. Formasi berdasarkan jenis tanah terdiri dari : 1).elevasi
2-1000 m disebut hutan hujan tropic,
2). Elevasi 1000 – 2400 m disebut hutan
hujan pegunungan, dan 3). Elevasi 2400 – 4150 m disebut hutan hujan sub alpin.
4). Beberapa istilah
penting dalam klasifikasi hutan yaitu :
1). Vegetasi ( masyarakat tumbuhan
dalam arti luas), 2). Formasi hutan
( satuan vegetasi hutan yang terbesar, ex : formasi hutan pantai, mangrove,
dsb), 3).Asosiasi ( satuan dasar
dalam klasifikasi), 4). Asosies (
satuan dasar dalam klasifikasi untuk hutan sekunder),
5). Konsosiasi ( varian yang
dikuasai satu jenis pohon), 6). Konsosies
(varian yang dikuasai satu jenis pohon pada hutan sekunder), 7). Fasiasi (
varian karena topografi berbeda), 8).Losiasi (varian karena edafis berbeda), 9). Ekoton (daerah peralihan
yang terdiri dari 2 atau 3 atau lebih asosiasi). Intinya sies = sekunder.
-- Pesan --
Kami sangat mengharapkan
Ringkasan Ekologi Hutan ini disebarluaskan kepada teman-teman satu departemn
dan satu Fakultas serta teman-teman pada angkatan-angkatan berikutnya hingga
seterusnya karena Ringkasan ini insyaAllah termasuk ilmu yang bermanfaat yang
akan terus menerus mengalir pahalanya apabila semakin disebarluaskan dan
dimanfaatkan, serta ringkasan ini insyaAllah mengandung unsur tolong menolong
dalam hal kebaikan mengingat ujian Ekologi Hutan adalah ujian termudah bagi
yang rajin dan cerdas belajar.Akhir kata kami ucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak yang mahu menerima, mempelajari, mengajarkan dan
menyebarkan ringkasan ini.
**Selamat
Belajar**
0 komentar:
Posting Komentar