Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 02 Januari 2015

                                           

Bismillah
Sebuah pengalaman berkesan yang tak kan pernah kulupakan. Sebuah kisah nyata yang kualami yang menyebabkanku sedih hati dan masih teringat hingga kini. Inilah sebuah peristiwa untuk pertama kalinya aku mendapatkan nilai ujian kuliah teramat jelek, sebut saja nilaiku 46 dan memang benar begitu adanya, so gak usah bilang sebut saja. Nilai 46 adalah nilai yang amat mencengangkan bagiku, mahasiswa di tingkat akhir di semester ketujuh sempat-sempatnya mendapat nilai jelek, padahal IP semester enam ku hanya selisih 0.04 dari 4.00.

Nilai 46 kudapatkan tentu tak lepas dari izinNya kemudian dari kesalahanku sendiri. Jujur ketika sesi UTS kemarin aku jarang belajar, padahal waktu kosong begitu banyaknya. Aku di sini tidak mahu menyesali namun hanya sebatas mengevaluasi kesalahan-kesalahanku supaya tidak kuulangi lagi dan bisa menjadi rekomendasi bagi para pembaca untuk tidak mengikuti kesalahanku. Lalu apa saja kesalahanku di sesi UTS semester tujuh ?

1.      Aku meremehkan pelajaran kuliah dan kuanggap mudah mendapatkan nilai.
2.     Aku mulai mengesampingkan kuliahku dan sibuk berkarir di bidang lainnya khususnya bidang dagang dan menulis.
3.      Aku mencintai seorang wanita berlebih-lebihan sehingga waktu kosongku kuhabiskan hanya untuk mengingat wanita itu.
4.      Aku merasa sombong karena aku sudah menjadi asisten praktikum sehingga dengan  kesombonganku itu menyebabkan aku tidak belajar serius.
5.      Aku tidak menghidupkan semangat untuk meraih yang terbaik di UTS tersebut.
6.   Aku tidak menuruti nasehat ibuku, aku meremehkan nasehat beliau karena menganggap diriku telah dewasa.
7.      Aku mengerjakan ujian dengan malas dan berpikiran yang penting selesai.

Aku ingat ketika aku mendapatkan nilai 46, hari itu hari Kamis di awal bulan November 2014. Ketika aku melihat di kertas ujian bahwasanya nilaiku 46 aku tersentak kaget dan tidak terima. Aku berkata, “pasti ada yang salah ni dalam koreksiannya” dan aku berkata lagi, “ah ini ni gara-gara pakai sistem minus”, bantahanku hanya ucapan yang naik ke langit dan tidak bisa mengubah nilai, segitu ya tetap segitu. Teman dekatku pun sama, ianya beroleh nilai berkepala 4, namun lebih bagus dariku sedikit, ya ianya beroleh nilai 47.5, ianya juga protes namun apa daya apabila peraturan mengalahkan harapan. Akhirnya aku pulang dengan dibonceng teman dekatku, hati terasa sedih, ucapan tak terarah. Teman dekatku seperti menghiburku namun aku seolah tak mendengarnya.Hari yang tadinya cerah menjadi amat gundah, seolah tak ada harapan. Ketika aku sampai di rumah, aku pulang dengan rasa sedih dan ingin meminta maaf kepada ibu atas kesalahanku. Aku ketuk pintu dan mengucapkan salam, akhirnya ibuku membukakan, ada sebuah kekuatiran dalam dadaku kalau-kalau ibuku bertanya, “nak nilai ujian yang udah keluar apa…?”, sebuah kekuatiran mendalam, namun Alhamdulillah ibuku tak bertanya tentang itu. Hari Kamis itu kujalani dengan rasa gulana, tidak tenang, pandangan seolah kusam dan sedikit gelap, rasa sedih terus mencekam dan kuatasi semua itu dengan tidur.

Akhirnya matahari terbit di hari Jumat, aku bangun dengan duka yang mendalam. Aku berangkat kuliah dengan tiada semangat. Rasa debar-debar jantung dan cemas terus menyelimuti, kuatasi itu semua dengan ilmu-ilmu motivasi dan kuberusaha melupakannya dengan menjadi yang lebih baik, aku mulai serius memperhatikan dosen. Akhirnya pukul 10.00 aku pulang ke rumah orangtuaku, kekhawatiranku akhirnya terkuak jua, ibuku bertanya, “ nak nilai ujian apa yang sudah keluar…?”, aku berdusta, “belum ada…”, dan kedustaanku belum kuungkapkan hingga kini, aku sadar ini salah, semoga Allah mengampuniku. Pertanyaan ibuku tadi membuatku semakin sedih dan merasa tidak tenang, aku berusaha menenangkan diri sembari membaca shalawat, aku banyak berdoa karena ketika itu memang hari Jumat, aku berdoa semoga masalah ini cepat terselesaikan .

Pada peristiwa sedih itu pula teman dekatku mengalami kesedihan yang lebih dariku. Pada pukul 13.00 teman dekatku datang dengan motor Vixion merahnya. Tujuan ia datang seperti biasa, untuk ngerjain tugas, namun seperti biasa sebelum ngerjain tugas aku dan ianya pergi ke mart dulu untuk membeli jajanan. Sepulang dari Mart aku dan ianya naik ke lantai 2 menuju kamarku dan mengerjakan tugas. Ada sebuah peristiwa yang lebih menyedihkan dari yang kualami, peristiwa itu terjadi untuk yang pertama kali. Ketika itu motor Vixion merah temanku hilang, ya ketika kami mahu menunaikan shalat ashar tiba-tiba temanku tersentak kaget dan bertanya-tanya, “motor guwa mana ya…motor guwa mana ya?”, aku tak sangka motornya hilang, lalulah aku bertanya-tanya kepada orang sekitar gak ada yang tahu,hah..motor hilang untuk pertama kalinya. Akhirnya aku dan temanku shalat ashar, kemudian temanku menelfon orangtuanya untuk memproses itu semua, pulanglah temanku dengan membawa helmet tanpa motor, sedih terlihatnya. Ya, peristiwa itu kuingat dan kukenang selalu, dua hari yang penuh kesedihan, pertama sedih karena nilai jelek dan kedua sedih karena motor hilang.

Waktu berganti waktu kedukaan mulai hilang dari dada,hinggalah janji Allah benar ketika di balik satu kesulitan ada dua kemudahan. Benar janjiNya terjadi, alhamdulillah temanku sudah Allah kurniakan motor baru yang lebih bagus dari motor sebelumnya dan aku..ya aku Allah kurniakan dengan izin dari orangtua untuk membawa mobil ke kampus, alhamdulillah. Aku yakin di balik badai in sha Allah ada pelangi, di balik pahitnya obat ada kesembuhan, dan di balik pintu ada ruangan yang akan dimasuki. Begitulah kehidupan, suatu saat kita akan merasakan di bawah namun pada saat lain kita akan merasakan di atas. Ketika kita di bawah maka bekerjalah lebih keras untuk mencapai atas dan ketika kita di atas maka tolong orang-orang yang di bawah yang sedang berusaha keras untuk mencapai atas.


Dan terakhir aku pesankan untuk teman dekatku jangan lupakanku yang dahulu sering kau bonceng dengan motormu, mulai dari motormu supra hingga Vixion, jangan lupakan peristiwa-peristiwa sedih dan senang yang kita lalui, semua adalah kenangan indah, sweet memory yang penuh arti. Temanku, kawanku, sahabatku, terimakasih atas kebersamaan kita selama ini, semoga kita bisa berjumpa baik dalam jaya dunia maupun di alam Firdaus sana. Aamiin.
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar