
Bismillah
Sebuah pengalaman berkesan yang tak kan pernah
kulupakan. Sebuah kisah nyata yang kualami yang menyebabkanku sedih hati dan
masih teringat hingga kini. Inilah sebuah peristiwa untuk pertama kalinya aku
mendapatkan nilai ujian kuliah teramat jelek, sebut saja nilaiku 46 dan memang
benar begitu adanya, so gak usah bilang sebut saja. Nilai 46 adalah nilai yang
amat mencengangkan bagiku, mahasiswa di tingkat akhir di semester ketujuh
sempat-sempatnya mendapat nilai jelek, padahal IP semester enam ku hanya selisih
0.04 dari 4.00.
Nilai 46 kudapatkan tentu tak lepas dari izinNya
kemudian dari kesalahanku sendiri. Jujur ketika sesi UTS kemarin aku jarang
belajar, padahal waktu kosong begitu banyaknya. Aku di sini tidak mahu
menyesali namun hanya sebatas mengevaluasi kesalahan-kesalahanku supaya tidak kuulangi
lagi dan bisa menjadi rekomendasi bagi para pembaca untuk tidak mengikuti
kesalahanku. Lalu apa saja kesalahanku di sesi UTS semester tujuh ?
1. Aku
meremehkan pelajaran kuliah dan kuanggap mudah mendapatkan nilai.
2. Aku
mulai mengesampingkan kuliahku dan sibuk berkarir di bidang lainnya khususnya
bidang dagang dan menulis.
3. Aku
mencintai seorang wanita berlebih-lebihan sehingga waktu kosongku kuhabiskan
hanya untuk mengingat wanita itu.
4. Aku
merasa sombong karena aku sudah menjadi asisten praktikum sehingga dengan kesombonganku itu menyebabkan aku tidak
belajar serius.
5. Aku
tidak menghidupkan semangat untuk meraih yang terbaik di UTS tersebut.
6. Aku
tidak menuruti nasehat ibuku, aku meremehkan nasehat beliau karena menganggap
diriku telah dewasa.
7. Aku
mengerjakan ujian dengan malas dan berpikiran yang penting selesai.
Aku ingat ketika aku mendapatkan nilai 46, hari itu
hari Kamis di awal bulan November 2014. Ketika aku melihat di kertas ujian
bahwasanya nilaiku 46 aku tersentak kaget dan tidak terima. Aku berkata, “pasti
ada yang salah ni dalam koreksiannya” dan aku berkata lagi, “ah ini ni
gara-gara pakai sistem minus”, bantahanku hanya ucapan yang naik ke langit dan
tidak bisa mengubah nilai, segitu ya tetap segitu. Teman dekatku pun sama,
ianya beroleh nilai berkepala 4, namun lebih bagus dariku sedikit, ya ianya
beroleh nilai 47.5, ianya juga protes namun apa daya apabila peraturan
mengalahkan harapan. Akhirnya aku pulang dengan dibonceng teman dekatku, hati
terasa sedih, ucapan tak terarah. Teman dekatku seperti menghiburku namun aku
seolah tak mendengarnya.Hari yang tadinya cerah menjadi amat gundah, seolah tak
ada harapan. Ketika aku sampai di rumah, aku pulang dengan rasa sedih dan ingin
meminta maaf kepada ibu atas kesalahanku. Aku ketuk pintu dan mengucapkan
salam, akhirnya ibuku membukakan, ada sebuah kekuatiran dalam dadaku
kalau-kalau ibuku bertanya, “nak nilai ujian yang udah keluar apa…?”, sebuah
kekuatiran mendalam, namun Alhamdulillah ibuku tak bertanya tentang itu. Hari
Kamis itu kujalani dengan rasa gulana, tidak tenang, pandangan seolah kusam dan
sedikit gelap, rasa sedih terus mencekam dan kuatasi semua itu dengan tidur.
Akhirnya matahari terbit di hari Jumat, aku bangun
dengan duka yang mendalam. Aku berangkat kuliah dengan tiada semangat. Rasa
debar-debar jantung dan cemas terus menyelimuti, kuatasi itu semua dengan
ilmu-ilmu motivasi dan kuberusaha melupakannya dengan menjadi yang lebih baik,
aku mulai serius memperhatikan dosen. Akhirnya pukul 10.00 aku pulang ke rumah
orangtuaku, kekhawatiranku akhirnya terkuak jua, ibuku bertanya, “ nak nilai
ujian apa yang sudah keluar…?”, aku berdusta, “belum ada…”, dan kedustaanku
belum kuungkapkan hingga kini, aku sadar ini salah, semoga Allah mengampuniku.
Pertanyaan ibuku tadi membuatku semakin sedih dan merasa tidak tenang, aku
berusaha menenangkan diri sembari membaca shalawat, aku banyak berdoa karena
ketika itu memang hari Jumat, aku berdoa semoga masalah ini cepat terselesaikan
.
Pada peristiwa sedih itu pula teman dekatku
mengalami kesedihan yang lebih dariku. Pada pukul 13.00 teman dekatku datang
dengan motor Vixion merahnya. Tujuan ia datang seperti biasa, untuk ngerjain
tugas, namun seperti biasa sebelum ngerjain tugas aku dan ianya pergi ke mart
dulu untuk membeli jajanan. Sepulang dari Mart aku dan ianya naik ke lantai 2
menuju kamarku dan mengerjakan tugas. Ada sebuah peristiwa yang lebih
menyedihkan dari yang kualami, peristiwa itu terjadi untuk yang pertama kali.
Ketika itu motor Vixion merah temanku hilang, ya ketika kami mahu menunaikan
shalat ashar tiba-tiba temanku tersentak kaget dan bertanya-tanya, “motor guwa
mana ya…motor guwa mana ya?”, aku tak sangka motornya hilang, lalulah aku
bertanya-tanya kepada orang sekitar gak ada yang tahu,hah..motor hilang untuk
pertama kalinya. Akhirnya aku dan temanku shalat ashar, kemudian temanku
menelfon orangtuanya untuk memproses itu semua, pulanglah temanku dengan
membawa helmet tanpa motor, sedih terlihatnya. Ya, peristiwa itu kuingat dan
kukenang selalu, dua hari yang penuh kesedihan, pertama sedih karena nilai
jelek dan kedua sedih karena motor hilang.
Waktu berganti waktu kedukaan mulai hilang dari
dada,hinggalah janji Allah benar ketika di balik satu kesulitan ada dua
kemudahan. Benar janjiNya terjadi, alhamdulillah temanku sudah Allah kurniakan
motor baru yang lebih bagus dari motor sebelumnya dan aku..ya aku Allah
kurniakan dengan izin dari orangtua untuk membawa mobil ke kampus, alhamdulillah.
Aku yakin di balik badai in sha Allah ada pelangi, di balik pahitnya obat ada
kesembuhan, dan di balik pintu ada ruangan yang akan dimasuki. Begitulah
kehidupan, suatu saat kita akan merasakan di bawah namun pada saat lain kita
akan merasakan di atas. Ketika kita di bawah maka bekerjalah lebih keras untuk
mencapai atas dan ketika kita di atas maka tolong orang-orang yang di bawah
yang sedang berusaha keras untuk mencapai atas.
Dan terakhir aku pesankan untuk teman dekatku jangan
lupakanku yang dahulu sering kau bonceng dengan motormu, mulai dari motormu
supra hingga Vixion, jangan lupakan peristiwa-peristiwa sedih dan senang yang
kita lalui, semua adalah kenangan indah, sweet memory yang penuh arti. Temanku,
kawanku, sahabatku, terimakasih atas kebersamaan kita selama ini, semoga kita
bisa berjumpa baik dalam jaya dunia maupun di alam Firdaus sana. Aamiin.
0 komentar:
Posting Komentar